Gadis Pemuja Hujan
Namaku
Olive, Aku kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Medan.
Tinggal di Medan bukanlah hal yang mudah bagiku, berada jauh dari orang tua dan
sama halnya dengan teman kostku yang bernama Natalie. Kami berdua berasal dari
kota yang sama yaitu Berastagi. Dan kami kuliah juga di tempat yang sama. Natalie
tidak lagi memiliki ibu. Ibunya sudah meninggal karena serangan penyakit
kanker.Tinggal satu kost dan satu kamar dengan Natalie sangat menyenangkan, Orangnya
ceria, murah senyum, ramah. Tidak heran kalau banyak teman laki-laki dan
perempuan yang simpatik kepadanya.
Sepulang
kuliah Aku langsung pulang ke kost. Hari ini Aku hanya sendiri di tempat kost
karena Natalie sudah lebih dulu pulang kampung ke Berastagi. Kami biasa pulang
bersama sebulan sekali dan pada hari sabtu. Namun entah mengapa kali ini Natalie
lebih dulu pulang padahal ini masih hari jumat. Natalie hanya mengirim pesan
singkat kepadaku dan berpamitan untuk lebih dulu pulang. Ingin rasanya Aku juga
cepat pulang kampung karena sudah sangat rindu dengan suasana di sana dan rindu
dengan keluargaku.
Waktu
terasa berjalan dengan sangat cepat dan hari ini sudah hari minggu. Itu artinya
Aku sudah harus kembali ke kota Medan untuk melanjutkan perkuliahan besok
senin. Hmm.. berat rasanya meninggalkan keluarga namun di satu sisi Aku juga
sudah rindu dengan teman-teman yang ada di Medan dan terutama dengan Natalie.
Sesampainya
di tempat kost di Medan Aku belum mendapati Natalie teman satu kamarku pulang.
Tidak biasanya ia seperti ini, tapi ya sudahlah mungkin ia masih ada urusan di
kampung pikirku. Waktu terus berjalan dan tak terasa sudah hampir 4 hari Aku
tidak
mendapat kabar dari Natalie. Aku sudah menghubungi semua nomor ponselnya dan
semua tidak aktif. Aku juga sudah tanya kepada teman kuliahnya dan tetap saja
tidak ada yang tahu Natalie berada di mana. Sesampai di kamar kost Aku duduk
terdiam melihat tulisan-tulisan yang pernah di buat oleh Natalie di dinding kamar.
Tanpa sadar air mataku mengalir, mengingat kebersamaan ku dengan Natalie yang
sangat menyenangkan dan Aku sudah sangat rindu dengan canda tawanya.
Tiba-tiba
lamunan ku tersadar karena ponselku bordering. Aku membaca pesan masuk. Aku
sangat terkejut membaca pesan tersebut karena isinya mengatakan bahwa Natalie
temanku sedang sakit dan sekarang sedang dirawat di rumah sakit. Ya Tuhan
mengapa selama ini Aku tidak tahu bahwa Natalie mengidap penyakit yang sama
dengan ibunya?. Keesokan harinya Aku langsung menjenguk Natalie ke rumah sakit
dan kebetulan ia dirawat di salah satu rumah sakit di Medan. Hujan turun sangat
deras tapi itu tidak mengurungkan niat ku untuk menjenguknya.
Sesampainya di ruang tempat Natalie dirawat Aku langsung memeluknya dan menanyai bagaimana keadaannya. Ia hanya tersenyum dan bertanya “apakah di luar sedang hujan?”. Aku tahu bahwa Natalie sangat senang ketika hujan turun tapi Aku belum pernah tanya apa alasannya ia demikian. Lalu Aku menjawab iya dan berusaha bertanya mengapa ia sangat senang ketika hujan turun.
Sesampainya di ruang tempat Natalie dirawat Aku langsung memeluknya dan menanyai bagaimana keadaannya. Ia hanya tersenyum dan bertanya “apakah di luar sedang hujan?”. Aku tahu bahwa Natalie sangat senang ketika hujan turun tapi Aku belum pernah tanya apa alasannya ia demikian. Lalu Aku menjawab iya dan berusaha bertanya mengapa ia sangat senang ketika hujan turun.
Akhrinya
ia pun menceritakan saat-saat menyenangkan dengan ibunya sewaktu kecil saat
hujan turun. Namun setelah ibunya tiada ia tidak dapat lagi merasakan itu, jadi
ia hanya dapat melampiaskan rasa rindu terhadap ibunya saat hujan turun. Karena
saat turun hujan itu lah ia dapat merasakan kehadiran ibu disisinya. Itu lah
alasannya ia sangat senang saat hujan turun atau sangat memuja hujan. Sekarang Aku tahu apa alasannya ia sangat
senang hujan turun dan Aku juga sadar bahwa beruntungnya Aku yang masih
memiliki kedua orangtua ku yang senantiasa selalu mendukungku walaupun
terkadang tingkah dan perilaku ku menjengkelkan buat mereka.
SELESAI